Jumat, 22 Juni 2012


BAB I
PENDAHULUAN

Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar serta memiliki sifat-sifat protektif terhadap organisme sebagai suatu keseluruhan dan khususnya terhadap darah sendiri.
Unsur seluler darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), beberapa sel darah putih (leukosit), dan pecahan sel yang disebut trombosit.
Komponen sel darah merah (eritrosit) adalah hemoglobin (Hb) yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2 serta mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Sintesis hemoglobin dalam sel darah merah berlangsung dari eritroblas sampai stadium perkembangan retikulosit dari sum-sum tulang. Konsentrasi hemoglobin darah diukur berdasarkan intensitas warnanya dengan menggunakan fotometer dan dinyatakan dalam gram hemoglobin/seratus mililiter darah (g/100 ml) atau gram/desiliter (g/dl).
Molekul-molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (globin) dan 4 gugus hem, masing-masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan pertukaran gas yang sangat sempurna. Jumlah sel darah merah kira-kira 5 juta per mililiter kubik darah pada rata-rata orang dewasa dan berumur 120 hari. Keseimbangan yang tetap dipertahankan antara kehilangan dan penggantian sel darah setiap hari. Pembentukan sel darah merah dirangsang oleh hormon glikoprotein, eritopoetin, yang dianggap berasal dari ginjal.
Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama dari leukosit atau sel darah putih. Batas normal sel darah putih berkisar dari 4000 sampai 10.000/mm3. Lima jenis sel darah putih yang sudah diidentifikasikan dalam darah perifer adalah:
 1.  Netrofil (55% dari total) : berfungsi sebagai sistem pertahanan primer dari tubuh melawan infeksi bakteri; metode pertahanan adalah proses fagositosis.
2.   Eosinofil (1% sampai 2%) : mempunyai fungsi fagosit lemah yang tidak dipahami secara jelas, pada reaksi antigen-antibodi dan meningkat pada serangan asma, reaksi obat-obatan dan infestasi parasit tertentu.
3.   Basofil (0,5% sampai 1%) : membawa heparin , faktor-faktor pengaktifan histamin dan platelet dalam granula-granulanya untuk menimbulkan peradangan pada jaringan, sedangkan fungsi yang sebenarnya tidak diketahui.
4.   Monosit (6%) : memiliki fungsi fagosit, membuang sel-sel cedera dan mati, fragmen-fragmen sel dan mikroorganisme (seperti pada endokarditis bakterial).
5.   Limfosit (36%), terbagi 2 yaitu :
1.   Limfosit T-tergantung timus, berumur panjang, dibentuk  dalam timus yang bertanggung jawab atas respon kekebalan seluler melalui pembentukan sel yang reaktif antigen.
2.   Limfosit B-tidak tergantung timus, jika dirangsang dengan semestinya , berdiferensiasi menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan imunoglobulin, yang bertanggung jawab atas respon kekebalan humoral.

BAB II
PEMBAHASAN

1.   A N E M I A
A.   Defenisi Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41% pada pria, atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita.
B.   Tanda dan Gejala Anemia
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardia, sesak nafas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Namun, pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun pengurangan 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri, dan biasanya penderita asimtomatik kecuali pada kerja jasmani berat.
4
 
Salah satu tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat. Ini umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangya hemoglobin, dan vasokonstriksi untuk memperbesar pengiriman O2 ke organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler  mempengaruhi warna kulit, maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku, telapak tangan, dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.
C.   Patofisiologi Anemia
1.      Penurunan produksi : anemia defisiensi, anemia aplastik, dll.
2.      Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia             hemolitik, dll.
D.  Klasifikasi Anemia
  1. Anemia mikrositik hipokrom
a.       Anemia defisiensi besi
b.       Anemia penyakit kronik
  1. Anemia makrositik nomokrom
a.       Defisiensi vitamin B12
b.       Defisiensi asam folat
  1. Anemia karena perdarahan
  2. Anemia hemolitik
  3. Anemia aplastik
E.   Etiologi Anemia
5
 
Menurut etiologinya, anemia dapat dikelompokkan  berdasarkan penyebab utama, yaitu : (1) meningkatnya kehilangan sel darah merah, dan (2) penurunan atau gangguan pembentukan sel. Keadaan dimana sel darah merah itu sendiri terganggu adalah :
1.      Hemoglobinopati, yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan, misalnya anemia sel sabit.
2.      Gangguan sintesis globin, misalnya talasemia.
3.      Gangguan membran sel darah merah, sferositasis herediter.
4.      Defisiensi enzim, misalnya defisiensi G6PD (glukosa 6-fosfat dehidrogenase)
Kelompok etiologis utama yang kedua adalah pembentukan sel darah merah yang berkurang atau terganggu (diseritropoiesis). Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
1.      Keganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukemia dan meltipel mieloma; obat dan zat kimia toksik; dan penyinaran dengan radiasi.
2.      Penyakit-penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan hati, penyakit-penyakit infeksi dan defisiensi endokrin. Kekurangan vitamin penting, seperti vitamin B12, asam folat, vitamin C dan besi, dapat mengakibatkan pembentukan sel darah merah tidak efektif sehingga menimbulkan anemia.


6
 

2.   LEUKEMIA

A.   Defenisi Leukemia
Leukemia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan, dapat menyebabkan anemia, trombositopenia dan diakhiri dengan kematian.
Leukemia, mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai “darah putih”, adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoietik. Klasifikasi akut atau kronik adalah sesuai dengan jenis sel yang terlibat dan kematangan sel tersebut. Klasifikasi yang cermat adalah vital karena modalitas pengobatan dan prognosisnya sangat berbeda.
B.   Klasifikasi Leukemia
Menurut perjalanan penyakitnya, dapat dibagi atas leukemia akut dan kronik. Dengan kemajuan pengobatan akhir-akhir ini, pasien leukemia limfoblastik akut dapat hidup lebih lama daripada pasien leukemia granulositik kronik. Dengan demikian pembagian akut dan kronik tidak lagi mencerminkan lamanya harapan hidup. Namun pembagian ini masih menggambarkan kecepatan timbulnya gejala dan komplikasi.
Menurut jenisnya, leukemia dapat dibagi atas leukemia mieloid dan limfoid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Secara garis besar, pembagian leukemia adalah sebagai berikut :
  1. Leukemia mieloid
a.      
7
 
Leukemia granulositik kronik (leukeia mieloid/mielositik/mielogenous kronik)
b.       Leukemia mieloblastik akut (leukemia mieloid / mielositik / granulositik / mielogenous akut)
  1. Leukemia limfoid
a.       Leukemia limfositik kronik
b.       Leukemia limfoblastik akut.   
C.   Insiden Leukemia
Walaupun menyerang kedua jenis kelamin, tetapi pria terserang sedikit lebih banyak dibanding wanita. Leukemia granulositik atau mielositik ditemukam pada orang dewasa semua umur. Leukemia limfositik akut lebih menyolok pada anak-anak di bawah umur 15 tahun, dengan puncaknya antara 2 dan 4 tahun. Leukemia granulositik atau mielositik kronik paling sering terlihat pada orang berusia pertengahan, tetapi dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Leukemia limfositik kronik ditemukan pada individu yang lebih tua.
D.  Etiologi Leukemia
Walaupun penyebab dasar leukemia tidak diketahui, pengaruh genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan peranan. Jarang ditemukan leukeia familial, tetapi kelihatannya terdapat insidens leukemia lebih tinggi dari saudara kandung anak-anak yang terserang dengan insiden yang meningkat sampai 20% pada kembar monozigot (identik). Individu dengan kelainan kromosom, seperti sindrom down, kelihatannya mempunyai insidens leukemia akut dua puluh kali lipat.

 
Faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia (misalnya benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastik) dikaitkan dengan frekwensi yang meningkat, khususnya agen-agen alkil. Kemungkinan leukemia meningkat pada penderita yang diobati baik dengan radiasi atau kemoterapi. Setiap keadaan sumsum tulang hipopastik kelihatannya merupakan predisposisi terhadap leukemia.
E.   Tanda dan Gejala Leukemia
Pada Leukemia Granulositik atau Mielositik Akut (LGA) berkaitan dengan netropenia dan trombositopenia. Ini adalah infeksi berat yang rekuren disertai timbulnya tukak pada membran mukosa, abses perirektal, pneumonia, septikemia disertai menggigil, demam, takikardi, dan takipnea. Trombositopenia mengakibatkan pendarahan yang dinyatakan dengan petekie dan ekimosis (perdarahan dalam kulit), epitaksis (perdarahan hidung), hematoma pada membran mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan sistem saluran kemih. Tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang atau infiltrat periosteal (di bawah periostium).
9
 
Pada Leukemia Limfositik Akut (LLA), tanda dan gejala seperti pada LGA, dikaitkan dengan penekanan unsur-unsur sum-sum tulang normal. Karena itu, infeksi, perdarahan dan anemia merupakan menifestasi utama.
Pada Leukemia Granulositik Kronik (LGK), tanda dan gejala berkaitan dengan keadaan hipermetabolik-kelelahan, kehilangan berat badan, diaforesis meningkat, dan tidak tahan panas. Limpa membesar pada 90% kasus yang mengakibatkan perasaan penuh pada abdomen dam mudah merasa kenyang.
Pada Leukemia Limfositik Kronik (LLK), tanda dan gejala serupa dengan LGK menggambarkan keadaan hipermetabolik. Pembesaran organ secara masif menyebabkan tekanan mekanik pada lambung sehingga menimbulkan gejala cepat kenyang, rasa tidak enak pada abdomen, dan buang air besar tidak teratur. Mungkin tarjadi infeksi kulit dan pneumonia; keadaan ini terjadi sekunder akibat adanya perubahan imunologik dan netropenia.

BAB III
KESIMPULAN

Unsur utama dari darah adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan pecahan sel yang disebut trombosit. Komponen utama eritrosit adalah Hb yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2 serta mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Leukosit mempuyai peranan yang sangat penting bagi pertahanan tubuh melawan infeksi dengan kemampuan fagositnya. 
Berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah dapat menyebabkan anemia yang disebabkan oleh perdarahan atau penghancuran sel dalam sirkulasi (hemolisis), selain itu juga dapat terjadi karena pembentukan sel darah merah yang berkurang atau terganggu (diseritropoeisis) karena penurunan fungsi sum-sum tulang dalam memproduksi eritrosit.
Gangguan pada leukosit dapat mengenai setiap lapisan sel atau semua lapisan sel dan umumnya berkaitan dengan gangguan pembentukan yang menjadi abnormal dari sel-sel hematopoietik, penghancuran dini/matang yang menyolok. Hal itu semua merupakan penyebab terjadinya leukemia disamping faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi, zat kimia, keadaan sum-sum tulang hipopastik yang merupakan predisposisi terhadap leukemia.

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 1994. Patofisiologi–Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selecta Kedokteran. Edisi Ketiga. Penerbit Aesculapius. Jakarta.

Cara Membuka File Format .2SL Dengan Aplikasi Arwana
Berikut langkah - langkah membuka file format .2SL dengan menggunakan aplikasi Arwana :
1. Setelah rekan - rekan ada di Tab Home di www.mayorapropas.com pilih Tab Download seperti gambar di bawah ini.
2. Pilih Prosedur yang akan di download. ( Kami contohkan download prosedur Update strata M3 )
3. Masukkan User Login
4. Masukkan Password Login
5. Pilih Submit
6. Pilih “Save File” setting default directory penyimpanan di C:\Documents and Settings\PC\My Documents\Downloads
7. Klik OK
8. Setelah selesai download keluar tampilan seperti gambar No 8
9. File yang selesai di download tadi akan tersimpan seperti gambar dibawah ini
Setelah melakukan semua langkah diatas lakukan langkah selanjutnya seperti dibawah ini :
Double klik aplikasi Arwana kemudian
  1. Pilih pilihan data yang akan di akses “ bisa dilakukan di db utama / db yang aktif lainnya”
  2. Masukkan User Name
  3. Masukkan Password
  4. Pilih Connect
Setelah tampilan aplikasi Arwana terbuka lakukan langkah – langkah sbb :
  1. Pilih Menu Tools
  2. Pilih Modul Extract Modul MayoraPropas
  3. Pilih Tombol Search “arahkan ke directory file yang didownload” default C:\Documents and Settings\PC\My Documents\Downloads
  4. Pilih Look In “ Downloads”
  5. Pilih File Format “2SL”
  6. Klik Open
  7. Klik Extract
  8. Pilih Directory penyimpanan hasil extract “saran disimpan ditempat yang sama dengan file format 2SL”
  9. Klik OK
  10. Proses Selesai
Jika proses extract selesai maka file format .2SL tersebut akan hilang dengan sendirinya dan terganti dengan file format aslinya ( word, excel, pdf, atau notepad ). tampilan seperti gambar di bawah ini :
Semoga bermanfaat untuk rekan – rekan semua dan jangan pernah bosan untuk membuka www.mayorapropas.com untuk mendapatkan info info Update SeputarSystem Support.


WNI dan Syarat untuk Menjadi WNI



Pengertian WNI :
Pasal 4 UU No 12 Th 2006 menerangkan bahwa :
Warga Negara Indonesia adalah:
a. setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang- undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia; b. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia;
c. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing;
d. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia; e. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
f. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia;
g. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia;
h. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
i. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
j. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
k. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
l. anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
m. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Syarat Menjadi WNI
Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan seperti disebut dalam, yakni:
a. telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
b. pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
f. jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
g. mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h. membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Prosedur berikutnya antara lain permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai. Keputusan akhir atas permohonan adalah pada Presiden. Bila dikabulkan oleh Presiden maka status WNI dinyatakan berlaku efektif sejak pemohon mengucapkan sumpah atau janji setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sumber : http://tunas63.wordpress.com